-->

Sepucuk Surat Untuk Istriku Yang Berhenti Mencintaiku

- June 02, 2018
advertise here
advertise here


Sepucuk Surat Untuk Instriku Yang Berhenti Mencintaiku
Sepucuk Surat Untuk Instriku Yang Berhenti Mencintaiku

“Assalamu’allaikum” ucapku sambil membuka pintu yang tidak terkunci dan langsung masuk kedalam rumah yang gelap karena lampunya sudah dimatikan , “shin. . . shintaa ?” panggilku sambil mencarinya kedalam rumah ,setelah ku memanggil-manggil dan mencarinya, Lalu ku temukan Shinta tengah tertidur disofa dengan tv yang masih menyala , shinta adalah istriku yang kunikahi 2 tahun yang lalu , aku mengenalnya semenjak kuliah dan mendekatinya hingga ku meminangnya dua tahun yang lalu. Di kedua tahun umur pernikahanku dengannya , kami masih belum dikaruniai seorang anak , “shin . . shin . .bangun sayang” kataku sambil menepuk-nepuk badannya , “hmmm . . sudah pulang mas” ucap Shinta dengan lirih sambil mengucek matanya, “ kok tidur disofa to shin ? banyak nyamuknya loh” ucapku sambil meletakkan tas kedalam lemari , “tadi ndak bisa tidur mas , makanya nonton tv , . . eh malah ketiduran” balas shinta , “yaudah . . buruan pindah ke kamar shin” ucapku sambil menutup dan mengunci pintu depan , “shin ?” kataku lagi , ternyata dia sudah tertidur lagi disofa , akhirnya kumatikan tv yang masih menyala dan menggendongnya menuju kamar dan menyelimutinya , kupandangi wajah manisnya ketika sedang tidur,dia tetap saja manis walaupun sedang tidur , mungkin dia sedang kelelahan hari ini , kumatikan lampu kamar dan beranjak tidur juga.

“Mas bangun mas , sudah mau shubuh” ucap shinta kepadaku sambil menggoyang-goyangkan badanku , “kamu ndak sholat shin ?” balasku , “aku lagi libur mas “ balasnya , akhirnya kuberanjak dari tempat tidur dan mulai membersihkan muka dan bersiap-siap, “ yaudah , aku tak ke masjid dulu shin” kataku sambil menepuk badannya , “iya mas“ balasnya. Akhirnya kumenuju masjid dekat rumah untuk menunaikan sholat shubuh.
*pagi hari
Pagi itu kubersiap untuk berangkat berkerja , dan biasanya sudah ada kopi dan sarapan yang siap di meja makan , “kosong ?”batinku setelah melihat meja makan masih kosong ,langsung ku menuju ke dapur, mungkin shinta masih menyiapkannya didapur pikirku , ternyata dapur masih bersih dan tidak ada tanda-tanda seorang yang memasak , yang kulihat hanya sebuah kompor lpg yang menyala yang dibuat untuk memasak air. “kemana shinta ini ? apa mungkin ia lupa atau memang ada apa ?” batinku , sambil agak cemas.

Setelah kucari diberbagai tempat akhirnya kutemukan ia duduk melamun didepan teras rumah dengan entah apa yang ia sedang pikirkan , “shin ?” ucapku sambil memegang bahunya dari belakang , “eh . .mas” kagetnya sambil menengok kebelakang , “sampeyan lagi apa disini ? kok kelihatannya sedang melamun, itu airnya sudah masak ndek dapur , ”ucapku , “ndak kok mas , yaudah mas aku kedapur dulu” balasnya sambil berlalu meninggalkanku , “belum sempat shin aku berpamitan padamu , kamu sudah berlalu , ada apa denganmu hari ini ? ucapku didalam hati dengan masih berdiri didepan teras rumah. akhirnya dengan agak kepikiran sikap aneh shinta tadi kumulai berangkat berkerja.
Setelah tiba dikantor , kumulai menuju ruanganku yang lumayan jauh dari pintu masuk , “pagi mas bagus” sapa didin , teman kerja sebelah ruangku , “eh , pagi juga mas didin”balasku sambil membalas senyum mas didin , “mas bagus baik-baik saja kah ? kelihatannya kok agak beda“ tanya didin , “ ndak papa kok din , tumben sudah berangkat sampeyan ? “tanyaku balik sambil meletakkan tas , “iya mas alhamdulillah” jawabnya.

Seperti biasanya semua berlalu dan tidak ada yang berbeda ditempat kerja hari ini , sampai aku melihat sesuatu di story whatsappku , “aku nggak peduli” “bd mood” “ya allah ” adalah story dari shinta yang baru beberapa menit ia membuatnya , “ada apa ini ?” gumamku didalam hati , “ada apa shin ?” pesanku dalam WA kepadanya , tak berselang lama ia membalas , “ndak ada apa-apa mas” balasnya singkat tanpa emot atau keterangan apa-apa , mungkinkah engkau sedang marah kepadaku shin ?

Setelah selesai bekerja akupun pulang dengan membelikannya martabak buatan pak edi kesukaannya , kulihat dia sedang disofa dan asik memegangi hpnya , kudekatilah dia hingga tepat didepannya , “kalau ada masalah itu mbok ya diomongin to shin” kataku sambil duduk didepannya , “ndak ada mas” balasnya sambil masih menatap hpnya , “ aku itu ngerti shin bagaimana sifat kamu , tapi akhir-akhir ini lo ada yang beda , mbok ya cerita ” kataku , “ mas ganti pakaian dulu , itu ndek ruang makan mas kalau mau makan” balasnya dengan tak sedikit pun menyinggung pertanyaanku , dengan sedikit kecewa kutaruh martabak kesukaannya dimeja dan menuju kekamar dan meninggalkannya yang sedikitpun tak menatap wajahku ketika berbicara kepadaku, jelas ada sesuatu yang disembunyikan shinta dariku , entah itu apa , tetapi sikapnya hari ini sudah menakutiku , andai dia tahu bahwa suaminya ini sangat rindu untuk bercanda dan melepas segala kepenatan dengan bercengkrama bersama , tetapi hal itu tidak lagi terjadi akhir-akhir ini , entahlah , ingin cepat tidur rasanya dan berharap semua akan baik-baik saja.

“ din ,kamu kan belum nikah , kira-kira kalau pacarmu berubah tidak seperti biasanya bagaimana menurutmu ?”kataku mengawali pembicaraan pagi dikantor , “kalau menurutku mungkin ada sesuatu masalah mas , atau memang . . . “ jawabnya belum selesai , “memang apa din ?” sahutku , “memang sudah ndak cinta lagi mas hahaha , bercanda mas” jawab didin sambil tertawa , boom! Hatiku lemas seketika , apa benar shinta sudah tidak mencintaiku lagi , “mas bagus ? kok diem ? bercanda aku mas haha , emang ada masalah ta sama mbak shinta?” kata didin sambil menepuk bahuku , “walah , biasalah ndek rumah tangga din , masalah kecil” jawabku sambil masih terpikirkan kalimat “apakah shinta sudah tidak mencintaiku lagi?” , “yaudah mas aku tak absen dulu ya”ucap didin sambil menuju ke tempat absen kantor.

Setelah pulang dari kantor , kusempatkan sebentar untuk mengunjungi rumah adikku yang searah dengan arah pulang kerumah , tibanya disana ternyata ia sedang bermain dengan putri kecilnya yang berumur 9 bulan , ”apa shinta sudah tidak mencintaiku lagi ya din” kataku sambil mencoba menggendong anaknya , “lho lho . . ada apa tho mas bagus ini , kok tiba-tiba punya pikiran begitu, memang ada apa dengan mbak shinta ?” balas dinda , “entah din , aku juga bingung , kayaknya mbak shinta sudah ndak sayang sama mas lagi” kataku lagi , “sampeyan itu lho mas , ndak mungkin lah mbak shinta seperti itu” balasnya, “akhir-akhir ini dia agak aneh din , udah mas tanya juga , masih saja begitu” kataku lagi ,”sabar dulu mas , jangan sampai gegabah lho”kata dinda , “ yawis din , mas tak balik kerumah dulu , titip salam buat suamimu”kataku sambil mengembalikan anaknya , “iya insyaallah disampein , hati-hati mas” ucap dinda.

Setibanya dirumah , kulihat shinta sudah mulai mendapatkan hobi barunya yaitu bermain gadget , hingga ia tak sadar suaminya ini sudah pulang bekerja dan didepan pintu melihatinya dari tadi , dia pun tak sadar , sekejap terlintas keinginan engkau seperti dulu lagi shin , engkau datang menyambutku ketika pulang bekerja , datang menyambut dan membawakan tasku , karena sejatinya kau harus tahu shin , senyummu adalah salah satu anugerah yang kumiliki , terkadang semua lara ,susah maupun sedih hilang ketika kau tersenyum dan bermanja denganku. Tetapi, entah apa yang terjadi saat ini , engkau dan kemesraanmu telah hilang , bahkan entah sudah berapa hari ini kau tidak menanyai kabarku. Dosa dan salah apa yang telah kulakukan padamu shin , hingga kau begini kepadaku,hingga kini tidak ada lagi senyum dan tawa kita bersama , semua berjalan datar dan terlalu formal , sampai titik ini , pahamilah sedikit shin , aku merindukanmu.

Malam itu sekitaran pukul 20.00 , “makan keluar yuk shin” ajakku , “ndak mas masih kenyang” jawabnya sambil menonton tv , “mbok ya kalau jawab akunya dilihat” balasku , dia diam saja , “ maaf ya shin , kalau tak lihat-lihat sampeyan itu berubah , kalau ada sesuatu mbok ya cerita , atau sampeyan pinginnya apa ?” kataku lagi , dia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja dengan pandangan yang masih kearah tv, “ kalau mas ada salah ya dimaafin tho sin , jangan kayak begini “ kataku , “ hmm sudahlah mas , capek aku “ jawabnya sambil berdiri dan mau beranjak pergi , langsung saja kusahut tangannya , “apa mungkin sampeyan sudah tidak cinta mas lagi ?” kataku sambil memegangi tangannya , “hmm sudah dulu mas , shinta ndak mau debat , shinta kekamar dulu” sahut shinta sambil mencoba melepaskan tangannya dariku , dan menuju kekamar.Dia meninggalkanku begitu saja, dan malam ini untuk kesekian kalinya aku bersedih untukku , untukmu ,dan untuk cinta kita.

Jam menunjukkan pukul 23:48 , dan aku memutuskan untuk pergi kekamar , terlihat wajah manismu sedang tertidur pulas disana, selimutmu terjatuh , dan kupasangkan lagi ditubuhmu , sembari kuusap pelan rambut halusmu , ku menuju meja dan melepas jam tanganku , akan tetapi pandanganku tertuju pada sebuah figura kecil yang berisi sebuah fotoku bersama shinta berdua yang sedang tertawa lepas yang dicandid oleh dinda , sungguh indah sekali foto ini dan aku lupa kapan terakhir kalinya kau tertawa lepas seperti ini , kubersihkan figura tersebut dengan usapan tanganku dan pandanganku tertuju pada sebuah kertas hvs putih yang tergeletak diatas meja , “mungkin jika aku berbicara langsung kepadamu , kau akan benci dan akan muntah mendengarkanku , tetapi biarkanlah hvs putih yang tak bernyawa ini yang bercerita tentang semua rasaku padamu shin” batinku sambil memegangi kertas hvs tersebut.

“ Selama ini aku selalu menganggap diriku adalah orang yang kuat dan mampu, aku bukanlah pribadi yang lemah dan manja , tetapi perjuanganku untuk tetap konsisten akan keputusan yang kubuat dan melanjutkan hidup tanpa kehadiranmu sungguh telah mengikis dan meremukkan hatiku shin,

Engkau adalah laksana bola salju yang bergulung semakin besar shin , kau selalu ciptakan dan pancarkan aura positif dan gelak tawa ketika aku disampingmu, kehidupanku menjadi indah ketika bersamamu , kita lewati dingin hambarnya hidup dengan harapan dan penuh cinta, tetapi semuanya berubah perlahan , ketika aku menyadari sebuah kenyataan pahit bahwa kini aku bukanlah prioritas utama didalam hidupmu shin, dan mungkin tak akan pernah menjadi.

Engkau tidak lagi bersemangat melainkan dengan dunia dan pikiranmu sendiri shin , entah kapan terakhir kalinya kita saling bergandengan atau berpegangan? ,padahal salah satu hal yang paling kurindukan kini adalah lenganmu memelukku dari belakang dan tertawa pelan ditelingaku , mungkin aku adalah sosok dewasa dimata orang lain , tetapi jika sudah berbicara tentang cinta dan perasaan seperti ini , aku adalah orang yang lemah dan mudah merindu shin.

Kini aku bersedih , untukku , untukmu dan untuk cinta kita berdua shin , serta dengan semua mimpi dan keinginan-keinginan yang belum kita wujudkan selama kita menikah , jangan pernah ada pikiran untuk pergi shin , karena kau adalah wanita yang sangat kucintai , kau adalah alasan kenapa aku harus tergesa-gesa ketika pulang dari kantor , kau adalah alasan kenapa aku lebih menyukai tinggal dirumah dan bercanda bersamamu daripada diluar , dan kau adalah alasan sebab semua lelahku , yang ikhlas untuk membahagiakanmu.

Aku mencintaimu seperti kau mencintaiku shin , karena kuyakin cintamu padaku juga sangatlah besar , kau adalah harapan akan masa depanku , biarkanlah tuhan menggariskan kita menua dan saling membesarkan anak berdua , dan janganlah berhenti mencintaiku shin , wajahmu , senyummu , serta bibir tipismu ,sungguh aku telah kalah dengan cintamu , maka biarkanlah kunikmati kekalahan hati ini.

Sekali lagi shin , jangan pernah berfikir untuk pergi ,karena kau adalah orang yang paling kucintai.

Suamimu

Setidaknya itulah beberapa kalimat yang tertulis, yang menggambarkan tentangku dan rasaku padamu shin , semoga engkau berubah esok nanti.

Pagi itu , shinta belum terbangun , dan kuputuskan untuk berangkat kerja terlebih dahulu tanpa membangunkannya karena mungkin dia kelelahan sekali. Akhirnya setelah seharian bekerja dan menghabiskan tenaga dan pikiran untuk projek-projek kantor , dan kini waktunya untuk pulang kerumah dan beristirahat.”assalamu’allaikum” kataku sambil membuka pintu perlahan , tiba-tiba shinta datang dan memelukku secara erat dari depan , seraya sesenggukan ia berkata , “ shinta sayang sama mas , maafin shinta , jangan tinggalin shinta mas “ , sungguh hangat sekali badanmu shin , dan ada apa pikirku , “ iya shin , mas juga sayang sampeyan , ayok duduk dulu” kataku sambil memegang bahunya dan membopongnya duduk , dia masih sesenggukan menahan tangisnya ,”sudah jangan nangis shin , tambah jelek lo” kataku , terlihat ditangannya ia membawa dua buah kertas yang satunya terlihat surat yang kutulis semalam dan yang satunya entah tidak ku ketahui, akhirnya kuminta dan kubaca perlahan.

“Ya allah shinta , inikah alasan sampeyan menjauh dari mas ? “ kataku setelah membaca isi kertas tersebut , dia hanya menunduk dan sesenggukan , “kenapa ndak cerita kepada mas ? ketahuilah shin , seperti yang sudah mas tulis semalam , sampeyan itu orang yang paling kucintai , ndak akan mas ninggalin sampeyan , meski apapun yang akan terjadi nanti “ kataku lagi , dia malah memelukku dan tangisannya semakin keras , sungguh inilah yang paling kurindukan darimu shin, ketika engkau datang dan memelukku dengan erat , entah apa yang akan terjadi nanti , Seperti janjiku shin , aku tidak akan meninggalkanmu , kita hadapi pahit dan getir hidup dengan cinta dan harapan kita berdua,entah apa yang akan terjadi padamu nanti shin ,biarkanlah ku menjaga dan mencintaimu selama ku mampu.

lalu kupeluk kembali tubuh mungil shinta dan meletakkan kertas yang berisi bahwa Shinta dinyatakan terdiagnosa terkena kanker rahim.

2/05/2018/Bagusadisaputra
Advertisement advertise here


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search