Aku rindu buk , entah ini rasa apa , rasa yang
seharusnya tidak keluar dari anak bungsu dengan dua adiknya , wajahku terlihat
tenang pun dengan senyumku masih sedap dipandang , tapi di sisi hati yang dalam
tersimpan perasaan konyol ini.hanya do’a yang mampu menjamahmu , memelukmu
indah dengan khayalku.
Terkadang terlintas pertanyaan bodoh ala
seorang pengecut , “mengapa harus begini?” , ah , rasanya ingin kumarahi dan
kumaki diriku sendiri , ini bukan soal jauh , tapi lebih dari itu ,aku takut
mengecewakan hati tulusmu , senyummu begitu tulus padaku, semoga tuhan selalu
menjaganya .
Tinggi badan naik , suara membesar , badan
mengekar kokoh mungkin sudah sunatullah , kadang hati kanakku merindukan
masa-masa kemarin , bermain , kesenangan dan kebersamaan , tidak ada yang salah
memang , tapi ini menakutiku untuk berlari maju.
Aku tidak mampu memastikan masa depanku buk ,
tetapi yang kutahu , dunia terlalu remeh bagi orang yang bertemankan dengan
tuhan , jangan khawatir , aku yakin dengan apa yang kupegang , dunia terlalu
ringan untuk seorang yang berilmu.
Aku terus mengejarnya , karena memang ia tidak
ada batasnya , entah manusia zaman akhir mau berkata apa , melatih hati
memanglah penting , agar tidak terlalu bangga dan tidak terlalu kecewa , salam
manisku untukmu , untuk para malaikat-malaikat duniaku , semoga Allah
melindungimu selalu.
(Tmbkby,11/1/18-Bagus Adi Saputra)
Advertisement

EmoticonEmoticon